PENDAHULUAN
1.1. Arti Manajemen
A. Istilah
manajemen – to manage – control
– mengendalikan, menangani, atau mengelola (Indonesia),
mengurus (Malaysia). Manajemen (management)
– kata benda, arti:
1.
Pengelolaan, pengendalian,
penanganan (managing),
2.
Perlakuan secara terampil (skillfull treatment),
3.
Gabungan A dan B adalah
berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan, rumah tangga, atau sesuatu
bentuk kerjasama dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dus manajemen sebagai ilmu dan seni.
Management (Inggris) dari akar
kata “manus” (tangan), berkaitan
dengan managerie=berternak=sekumpulan
binatang liar yang dikendalikan di dalam pagar=manage (Latin)=mansionaticum=pengelolaan
rumah besar.
B. Konsep
1.
Mendapatkan sesuatu melalui kerja
orang lain (Management is getting things done through other people) -
harus punya rasa tanggung jawab,
2.
Pembuatan keputusan (Management
is decision making).
3.
Mempelajari bagaimana menciptakan effectiveness (doing the right thing/yang benar=strategi) secara efficient (doing the things right/dengan benar=taktik).
1.2. Kedudukan Manajemen Dalam
Ilmu
5) Komunikasi
4) Pemimpin (Kepemimpinan)
3) Organisasi
1) Administrasi 2) Manajemen
Cara
baca: manajemen inti dari administrasi,
organisasi inti dari manajemen, pemimpin/kepemimpinan inti dari organisasi,
komunikasi inti dari pemimpin/kepemimpinan (Prof. Dr. Sondang P. Siagian, dan Dr. Kartini
Kartono).
Dalam Filosofis budaya melayu
(Perahu Sampan Kolek=PSK?), Perahu (P), Lancang Kuning (LK), Bulang Linggi
(BL), Perahu Naga (PN) (dikembangkan
atas dasar pemikiran teori x dan y
Amerika, teori z Jepang, teori w Korea, temuan Dr. Kelly).
1) Administrasi (keseluruhan proses kerjasama dua orang
manusia atau lebih atas dasar rasionalitas untuk mencapai tujuan yang
ditentukan sebelumnya) perumpamaan lautan nan luas; diperlukan,
2) Manajemen (ilmu dan seni untuk memperoleh
sesuatu hasil melalui kerja orang) ketika hendak berlayar menggunakan PSK;
PSK=,
3) Organisasi (sistem kegiatan kerjasama) bentuk
dalam arti wadah adalah perahu, dalam arti
proses interaksi yang serasi antara peran pemukul beduk dan peran tekong
dalam diri seorang,
4) Pemimpin yang disebut Kepemimpinan (kontribusi 20%) dengan pendayung=SDM/pegawai/masyarakat
(kontribusi 80%); Pemimpin (di depan sebagai pemukul beduk memberi motivasi,
semangat/contoh/keteladanan melalui bunyi indah yang dihasilkan pemukul peduk=,
5) komunikasi (verbal dan non verbal); dibelakang
sebagai tekong/pengemudi/pelurus jalan menuju dermaga tujuan.
Bila pemukul beduk tidak pandai meningkah, bunyi beduk tidak indah,
pendayung akhirnya bertingkah (4 sikap pengikut: 1. Ritualitas, 2. Inovator (kreatif),
3. Rebel/pemberontak, dan 4. apatis), atau (ajaran Taoisme:
bila pemimpin kreatif pengikut cerdas/pintar, bila pemimpin banyak keinginan,
pengikut bertingkah, bila pemimpin kaku, pengikut tidak betah, bila pemimpin
banyak nuntut, timbul permusuhan/perselisihan di kalangan pengikut); perahu
tidak terarah, walaupun berpindah/bergerak,
karena tekong lemah, akhirnya haluan (objective)
boleh berubah. Kapal akan sampai ke
dermaga tujuan membawa pemukul beduk dan tekong (leader) bersama-sama pendayung (follower).
1.3. Teori Manajemen
A. Scientific Management (teori
insentif, 1903)
Tokoh: Taylor, Fayol, Gulick,
Urwick; focus pada produktivitas dan memudahkan pekerjaan; perlu
dikembangkan metode kerja dan standard kerja; muncul time and motion
studi (studi gerak dan waktu dalam melaksanakan pekerjaan) prinsif-prinsif
kerja; setiap orang dalam organisasi (tinggi atau rendah), harus diberi
perlengkapan kerja (yang standard) dan insentif yang tinggi agar hasil kerja berkualitas.
B. Teori hubungan manusia (human
relation, tahun 1930)
Tokoh: Follet, Mayo,
Reothlisberger; sanggahan teori finansial – untuk meningkatkan produktivitas
kerja, hubungan yang dinamis dan harmonis.
C. Behavior science (teori
perilaku, 1950)
Tokoh: Chester I Barnard dan Herbert
Simon; gabungan dari teori insentif dan teori hubungan manusia (psikologi,
sosiologi, ilmu politik dan ekonomi); focus pada prilaku kerja yang kooperatif
dalam organisasi formal (works behavior in formal organizational); “produktivitas
kerja individu akan membawa produktivitas kerja organisasi dan akan tergantung
pada prilaku orang-orang dalam organisasi” – “prilaku orang akan tergantung
pada kebutuhannya; untuk meningkatkan produktivitas organisasi, tingkatkan
produktivitas individu, berikan insentif sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
1.4. Perkembangan Generasi Manajemen
1. Generasi I (Jungle Management)
Pekerjaan lebih banyak dikerjakan
sendiri; tidak ada catatan tertulis tentang apa yang telah, sedang, dan akan
dikerjakan – dicatat dalam ingatan orang-orang yang menjalankan manajemen;
pekerjaan dijalankan secara naluriah - mengalir bersama-sama orang yang saling
bekerjasama; prinsif doing thing by ourself.
2. Generasi II (Management by direction)
Manajemen sudah mulai kokoh sebagai
sebuah ilmu; pelopornya adalah Frederick Winslow Taylor (1856-1915) – bapak
manajemen ilmiah; cirinya penggunaan wewenang untuk mengarahkan anggota
organisasi mencapai tujuan – sering disertai penggunaan paksaan; anggota
organisasi kurang memiliki kebebasan untuk berkreasi; belum memperhitungkan
kepuasaan pelanggan maupun kepuasan anggota organisasi; mulai berkembang
teori-teori kepemimpinan; dinamakan management by direction; prinsip doing
thing through by the other people.
3. Generasi III (Management by
Targetting/Management by Objective)
Anggota organisasi diberi kebebasan
agar memiliki daya inovasi dan kreativitas – kebebasan diimbangi dengan
pemenuhan target-target pekerjaan yang ditetapkan secara kuantitatif untuk mencapai
tujuan organisasi – dalam kenyataan target pekerjaan terlampau berat akhirnya
membelenggu anggota organisasi kemudian menimbulkan stress; pelopor Peter F.
Drucker; mengutamakan nilai produktivitas.
4. Generasi IV (Value Creative Management)
Tokoh: Brian L. Joiner, ; Ciri
utama memadukan antara kualitas, pendekatan ilmiah serta kerja tim dalam suatu
segitiga yang dimanakan “joiner triangle”; focus pada kualitas produk yang
dihasilkan dalam rangka memberikan kepuasan pada pelanggan (customer satisfaction)
disertai kepuasan dari para anggota organisasi – kualitas yang dimaksudkan
adalah sebagaimana yang didefenisikan oleh para pelanggan; pencapai kualitas
dilakukan melalui berbagai pendekatan ilmiah yang berbasis pada penelitian;
pendekatan ilmiah merupakan suatu proses pelajar mengajar mengelola organisasi
sebagai suatu sistem; pengembangan proses berpikir serta mengambil keputusan
berdasarkan data; berangkat dari rasa percaya pada setiap orang dengan
meperlakukan manusia berdasarkan harga dirinya, kepercayaan dan rasa hormat
serta bekerja atas dasar pendekatan menang-menang (win-win approach); termasuk
manajemen kualitas total (total quality management atau TQM).
5. Generasi V (Knowledge and Human Networking Management)
Tokoh Charles M. Savage bukunya
Fith Generation Management – integrating enterprises through human networking,
1990; mengutamakan kualitas melalui kepuasan individu (pelanggan maupun anggota
organisasi); ciri utamanya adalah bagaimana mengintegrasikan perusahaan melalui
jaringan manusia; unsur manusia di dalam organisasi dihargai sangat tinggi
sebagai individu yang memiliki keahlian-keahlian tertentu; individu anggota
organisasi bukan hanya sekedar alat produksi.
No.
|
Unsur
|
Generasi I
|
Generasi II
|
Generasi III
|
Generasi IV
|
Generasi V
|
01.
|
Sebutan
|
Jungle Management
|
Management by direction
|
Management by targeting (management by objectives)
|
Value Creative Management
|
Knowledge and Human Networking Management
|
02.
|
Ciri Utama
|
Doing things by ourself
|
Doing thing through by the other people
|
Mengutamakan target kuantitatif
|
Mengutamakan target kualitatif, kepuasan pelanggan
dan pekerja
|
Mengutamakan keunggulan perorangan dalam bekerjasama
jaringan.
|
03.
|
Sumber kekuatan
|
Diri sendiri
|
pemimpin
|
Pemimpin dan tim kerja
|
Nilai-nilai yang disepakati bersama
|
Jaringan antara profesional
|
04.
|
Tipe organisasi
|
Tidak ada organisasi
|
Feodal hierarkis
|
Struktural dan fungsional
|
Struktural dan fungsional
|
Jaringan
|
05.
|
Tokoh pelopor (antara lain)
|
Semua orang yang bekerja bersama
|
Frederick W. Taylor, G. R. Terry
|
Peter F. Drucker
|
Brian L. Joiner
|
Charles M. Savage
|
06.
|
Tahun Perkembangan
|
-
|
1800-1980
|
1970-1990
|
1990-sekarang
|
1990-sekarang
|
1.5. Fungsi Manajemen
A.
Fungsi-fungsi organik
Mutlak dijalankan oleh manajemen, bila
tidak/tidak mampu, lambat/cepat organisasi mati.
B.
Fungsi-fungsi Pelengkap
Tidak mutlak, sebaiknya dilaksanakan, karena
pelaksanaan fungsi-fungsi itu dengan baik, akan meningkatkan efisiensi,
memperlancar usaha pencapaian tujuan dengan efisien, ekonomis dan efektif
(contoh: fungsi komunikasi, tata ruang kantor dll).
FUNGSI-FUNGSI
ORGANIK
1)
Henri Fayol
- Planning (perencanaan)
- Organizing (pengorganisasian)
- Commanding (pemberian komando)
- Controlling (pengawasan)
2)
Luther M. Gullick
- Planning (perencanaan)
- Organizing (pengorganisasian)
- Staffing (pengadaan pegawai)
- Directing (pemberian bimbingan)
- Coordinating (pengkoordinasian)
- Reporting (pelaporan)
- Budgeting (penganggaran)
3)
John D. Millet
- Directing (pemberian bimbingan)
- Facillitating (mempasilitasi)
4)
Harold Koonts & Cyrill
O’donnel
- Planning (perencanaan)
- Organizing (pengorganisasian)
- Staffing (pengadaan pegawai)
- Directing (pemberian bimbingan)
- Controlling (pengawasan)
5)
George R. Terry
- Planning (perencanaan)
- Organizing (pengorganisasian)
- Actuating (penggerakan)
- Controlling (pengawasan)
6)
John F. Mee
- Planning (perencanaan)
- Organizing (pengorganisasian)
- Motivating (pemberian motivasi)
- Controlling (pengawasan)
7)
Sondang P. Siagian
- Perencanaan (planning)
- Pengorganisasian (organizing)
- Pemberian motivasi (motivating)
- Pengawasan (controlling)
- Penilaian (evaluating)
8)
Louis A. Allen
- Leading (kepemimpinan)
- Planning (perencanaan)
- Organizing (pengorganisasian)
- Controlling (pengawasan)
9)
Prajudi Atmosudirdjo
- Planning (perencanaan)
- Organizing (pengorganisasian)
- Directing/Actuating (penggerakan)
- Controlling (pengawasan)
10) John Robert Beishline
1.
Perencanaan
2.
Organisasi
3.
Komando
4.
Kontrol
11) William H. Newman
1.
Planning
2.
Organizing
3.
Assembling
4.
Resources
5.
Directing
6.
Controlling
12) William Spriegel
1.
Planning
2.
Organizing
3.
Controlling
13) Lyndak F. Urwick
1.
Forecasting
2.
Planning
3.
Organizing
4.
Commanding
5.
Coordinating
6.
Controlling
14) Winardi
1.
Planning
2.
Organizing
3.
Coordinating
4.
Actuating
5.
Leading
6.
Communication
7.
Controlling
15) The Liang Gie
1.
Planning
2.
Decision making
3.
Directing
4.
Coordinating
5.
Controlling
6.
Improving
Seluruh
ahli sependapat
1.
Perencanaan
2.
Pengorganisasian
3.
Pengawasan
1.6. Prinsif-Prinsif Manajemen
1. Devision of work (pembagian pekerjaan)
Spesialisasi
di segala bidang untuk mencapai efisiensi dan efektivitas penggunaan pegawai.
2.
Authority and responsibility (kewenangan
dan tanggung jawab)
Keseimbangan antara wewenang dan
tanggung jawab
3. Dicipline (disiplin)
Suasana tertib dan teratur, tunduk, patuh dan taat pada norma,
peraturan, dan ketentuan dengan ikhlas dan sedang hati tanpa paksaan
4.
Unity of command (kesatuann perintah)
Perintah, laporan dan pertanggungjawaban kepada seorang pimpinan.
5. Unity of direction (kesatuan arah)
Seorang
kepala dan satu rencana
6.
Subordination of individual
interst to general interst (kepentingan umum di atas kepentingan individu)
Kepentingan umum ditempatkan di atas segala
kepentingan.
7. Remuneration of personnel (gaji/upah/penghasilan)
Sistem dan metode harus adil dan memberikan
kepuasan maksimal.
8.
Centralization (sentralisasi)
Disentralisasikan
atau didesentralisasikan kepada unit-unit tergantung situasi dan kondisi – yang
memberikan hasil yang lebih baik.
9.
Scalar chain (jenjang
hirarki)
Tingkatan
wewenang dan tanggung jawab (tertinggi – terendah) tidak boleh menyimpang
(dapat dipersingkat)
10. Order (ketertiban)
Material dan sosial (tempat tepat
bagi sesuatu dan seseorang)
11. Equity (keadilan)
Sikap pemimpin yang baik, ramah dan
adil, simpati, kesetiaan dan ketaatan bawahan.
12. Stability of turn
over of personnel (stabilitas jabatan pegawai)
Kepastian, kestabilan dalam bekerja
13. Initiative (prakarsa)
Kesempatan berprakarsa – indikasi
adanya kepuasan
14. Spirit de corps (Kesetiakawanan)
Team work dan komunikasi yang baik.
1.7. Unsur-Unsur Manajemen
1.
Man (manusia)
Sangat menentukan; manusia membuat
tujuan; melakukan proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan;
tanpa manusia tidak akan ada proses kerja; titik pusat (central point)
manajemen.
2.
Money (uang)
Uang (penting) sebagai alat tukar
dan alat ukur nilai sesuatu usaha (besar kecilnya perusahaan diukur dari jumlah
perputaran uang).
3.
Mechines (alat-alat)
Peranan mesin sebagai alat bantu
kerja, memudahkan melaksanakan pekerjaan, memberikan keuntungan terhadap tenaga
kerja, penggunaannya sangat tergantung kepada manusia, mempermudah tercapainya
tujuan hidup manusia.
4.
Methods (metode, cara-cara
kerja)
Tercapai atau tidaknya tujuan
sangat tergantung kepada cara melaksanakannya, dengan cara kerja yang baik akan
memperlancar dan mempermudah jalannya pekerjaan.
5.
Materials (bahan-bahan,
perlengkapan)
Manajemen ada karena adanya
kegiatan manusia secara bersama-sama untuk mengurus material.
6.
Market (pasar)
Fungsi pasar (penting) untuk
memasarkan barang-barang hasil produksi sesuatu kegiatan usaha, pasar penting
dikuasai, demi kelangsungan proses kegiatan badan usaha atau industri.
1.8. Kelompok Manajemen
1.
Tingkatan (hierarchie)
a. Top management,
b. Middle management
c. Lower management
2.
Ruang lingkup
a. General/macro management
b. Spesial/micro management
3.
Filosofi
a. Patrimonial management (hubungan keluarga)
b. Political management (hubungan politik)
c. Professional management (keahlian)
4.
Macam Materi
a.
Personnal management
b.
Production management
c.
Industrial management
d.
Financial management
e.
Office management
f.
Transportation management
g.
Marketing management
h.
Accounting management
i.
Education management
j.
Sales management
5.
Sistem/penerapan
a.
Scientific management,
b. Tradisional/konfensional/untung-untungan,
c.
Manajemen bapak,
d. Manajemen sistematis,
e.
Manajemen demokratis,
f.
Manajemen terbuka,
g. Manajemen tertutup,
h. Manajemen dictator/otokrasi,
i.
Manajemen liberal
BAB
II
PERENCANAAN
(PLANNING)
2.1. Arti Perencanaan
Bermacam-macam pengertian yang diberikan oleh penulis mengenai
perencanaan, antara lain:
W. H. Newman
Planning
is desiding in advance what is to be done (perencanaan adalah penentuan
terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan)
Louis A. Allen
Planning
is the determination of a course of action to achieve a desired result (perencanaan
adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan).
H. Koontz dan O’Donnel
Planning
is the function of a manager which involves the selection from among
alternatives of objective, policies, procedures, and programs (perencanaan
adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan berbagai
alternatif tujuan, kebijakan, prosedur, dan program).
Sondan P. Siagian
Perencanaan
adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang
akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan.
Dikenal:
1.
Administrative planning (seluruh
unit)
2.
Managerial planning (departemental
dan operasional)
George
R. Terry
Planning
is the selecting and relating of fack and the making and using of assumption
regarding the future in the visualization and formulation of proposed
activities believed necessary to achieve desired results (perencanaan adalah
pemilihan fakta-fakta dan usaha menghubung-hubungkan antara fakta yang satu
dengan yang lain, kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan
perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk
mencapai hasil yang dikehendaki).
Kesimpulan:
Perencanaan
adalah pola perbuatan yang menggambarkan dimuka hal-hal yang akan dikerjakan
kemudian.
2.2. Unsur-Unsur Perencanaan
1.
Rasional (dibuat
dengan pemikiran yang rasional; tidak secara khayalan/angan-angan; harus dapat
dilaksanakan);
2.
Estimasi (dibuat
berdasarkan analisa fakta dan perkiraan yang mendekati/estimate; untuk
pelaksanaan yang akan segera dikerjakan);
3.
Preparasi (dibuat
sebagai persiapan/pre-parasi;
pedoman/patokan tindakan yang akan dilakukan/bukan untuk yang telah
lalu);
4.
Operasional (dibuat
untuk dilaksanakan; untuk keperluan
tindakan-tindakan kemudian dan seterusnya; bukan yang telah lalu).
2.3. Sifat Perencanaan
1.
Faktual (dibuat
berdasarkan fakta/data; memperkirakan kejadian
yang akan datang dalam tindakan pelaksanaan kelak);
2.
Rasional (masuk akal,
ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan, bukan angan-angan),
3.
Fleksibel (dapat
mengikuti perkembangan kemajuan masyarakat, perubahan situasi dan kondisi;
dapat diubah /disempurnakan sesuai keadaan/tidak merubah tujuan),
4.
Kontiniu/berkesinambungan (dipersiapkan
untuk tindakan yang terus menerus dan berkelanjutan; tidak untuk sekali tetapi
untuk selamanya),
5.
Dialektis (memperkirakan
peningkatan dan perbaikan untuk kesempurnaan masa yang akan datang).
2.4. Fungsi Perencanaan
1.
Interpretasi (dapat
menjelasan, menguraikan dan menjabarkan kebijakan umum (general policy)dari
bentuk kerjasama (manajemen);
2.
Forcasting (dapat
memperhitungkan keadaan dan situasi dimasa yang akan datang);
3.
Koordinasi (sebagai alat
koordinasi seluruh kegiatan manajemen);
4.
Ekonomis (mengandung
prinsif ekonomis/hemat, agar kegiatan manajemen efisien);
5.
Pedoman (jadi pedoman,
patokan atau pegangan pelaksanaan perencanaan dimaksud);
6.
Kepastian (menetapkan
dimuka hal-hal yang akan dikerjakan kemudian secara pasti – tidak coba-caba);
7.
Preventive control (alat
pengontrol dan penilaian agar terhindar dari penyelewengan dan pemborosan, baik
waktu, tenaga, biaya maupun fasilitas manajemen).
2.5. Prinsif/Asas Perencanaan
1.
Contributeir (membantu
tercapainya tujuan manajemen);
2.
Primary activity (kegiatan
pertama dari seluruh kegiatan manajemen);
3.
Pervasivitas (mencakupi
seluruh kegiatan manajemen, menyeluruh dalam setiap level);
4.
Alternative (adanya
alternatif/pilihan – bahan, waktu, tenaga, biaya, dsb);
5.
Efficiency (nilai efisiensi
– penghematan dan kerapian);
6.
Limiting factor (factor
yang urgen, terang, jelas, tegas dan tidak bertele-tele);
7.
Pleksibilitas (mudah
disempurnakan, diperbaiki – disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
berubah-ubah);
8.
Strategis (punya siasat/strategi
agar diterima atasan, masyarakat maupun anggota untuk dilaksanakan);
2.6. Macam Perencanaan
1. Penggunaan
a.
single use plans (sekali
pakai)
b.
repeats plan/standing plan
(berulang/tetap).
2. Proses
a. policy planning
b. program planning
c.
operasional planning
3. Jangka Waktu
a.
long range planning (5 - 25
th),
b.
intermediate planning (1 –
5 th),
c.
short range planning (≼ 1 th)
4.Wilayah/tempat Pelaksanaan
a.
Rural planning
b.
city planning
c.
regional planning
d.
national planning
6.Materi/objek
a.
personnel planning,
b.
financial planning,
c.
industrial planning,
d.
educational planning,
e.
sosio economic planning,
7.Segi umum dan khusus
a.
general plans (rencana
umum)
b.
special plans (rencana
khusus)
c.
over all planning
(perencanaan pola kerja umum)
d.
network planning
(perencanaan jaringan kerja)
2.7. Sumber Perencanaan
1.
Kebijakan pucuk pimpinan;
2.
Hasil pengawasan;
3.
Kebutuhan masa depan;
4.
Penemuan-penemuan baru;
5.
Prakarsa dari dalam;
6.
Prakarsa dari luar.
2.8. Pembuat Perencanaan
1.
Perorangan (tenaga staf);
2.
Unit staff (bagian perencanaan);
3.
Panitia (badan perencanaan);
4.
Kontraktkor (konsultan).
2.9.
Tindakan/langkah-langkah Pokok Perencanaan
1.
Menentukan masalah, tugas, tujuan
dan kebutuhan secara jelas;
2.
Mencari informasi secara lengkap
yang berhubungan dengan berbagai kegiatan;
3.
Mengorbservasi, meneliti,
menganalisis dan mengklasifikasi informasi
yang sudah terkumpul;
4.
Melaksanakan metode perencanaan
yang telah dibuat dengan menetapkan pelaksanaan rencana (memilih rencana yang
diajukan/memantapkan perencanaan dan mempertimbangkan hambatan-hambatan dengan
berbagai kegiatan;
5.
Menetapkan planning alternatif;
6.
Memilih dan memeriksa rencana yang
diajukan;
7.
Membuat sintesis
(metode/alternatif penyelesaian);
8.
Mengatur urutan dan waktu rencana
secara terperinci;
9.
Mengadakan evaluasi (penilaian).
2.10. Perencanaan Yang Baik
A.
Mengetahui sifat/ciri/prinsip
rencana yang baik, sbb:
1.
Mempermudah tercapainya tujuan,
2.
Dibuat oleh orang yang memahami
tujuan organisasi,
3.
Dibuat oleh orang yang mendalami
teknik perencanaan,
4.
Disertai perincian yang teliti,
5.
Tidak boleh lepas dari pemikiran
pelaksanaan,
6.
Bersifat sederhana,
7.
Luwes,
8.
Dalam perencanaan terdapat tempat
pengambilan resiko,
9.
Bersifat praktis/pragmatis,
10.
Merupakan forcasting.
B.
Memandang proses perencanaan
sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang harus dijawab, sbb:
1.
What (apa) = tujuan
(tindakan apa yang perlu dilakukan)
2.
When (kapan) = waktu (kapan
hal tersebut perlu dilakukan)
3.
How (bagaimana) = cara
mengerjakannya (bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut)
4.
Who (siapa) = tenaga kerja
(siapa yang melakukan pekerjaan tersebut)
5.
Where (dimana) = tempat
(dimana pekerjaan itu harus dilakukan)
6.
Why (mengapa) =
keperluannya (mengapa pekerjaan itu harus dilakukan).
C.
Memandang proses perencanaan
sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan mempergunakan teknik-teknik
ilmiah (scientific techniques of problem
solving), melalui langkah:
1.
Mengetahui sifat hakikat masalah
yang dihadapi (know the nature of the problem).
2.
Mengumpulkan data (collect data),
3.
Menganalisa data-data (analisis of
the data),
4.
Menentukan beberapa alternatif
(determination of several alternatives),
5.
Memilih cara yang terbaik
(selection of the seeminingly best way from among alternatives),
6.
Pelaksanaan (execution)
7.
Penilaian hasil (evaluation
of results)
BAB
III
PENGORGANISASIAN
(ORGANIZING)
A. Arti Organisasi
Etimologi
To organize – to organ – organon (Anglo sexon Greak/Yunani); organum
(latin) = alat, bagian, anggota/badan; to organize = menyusun bagian-bagian
yang terpisah-pisah menjadi suatu kesatuan sehingga dapat dipergunakan untuk
melakukan pekerjaan dalam mencapai tujuan.
Organizing dari kata organism artinya menciptakan suatu struktur dengan
bagian-bagian yang diintegrasikan sehingga mampunyuai hubungan saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya (organisasi = hasil dari
pengorganisasian; pengorganisasian = penyusunan tugas kerja dan tanggung jawab;
mengorganisasi = menghimpun beberapa orang untuk bersama-sama melakukan
pekerjaan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
James D. Mooney
Organisasi
adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Chester
I. Barnard
Organisasi
adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih. Suatu sistem kegiatan
kerjasama yang dikoordinasikan dengan sadar.
George. R. Terry
Organisasi
adalah mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan antara kelompok
kerja dan menetapkan wewenang relatif serta tanggung jawab masing-masing individu
yang bertanggung jawab untuk setiap komponen kerja dan menyediakan lingkungan
kerja yang tepat dan sesuai.
William H.
Newman
Mengorganisasi adalah menggolong-golongkan
kegiatan-kegiatan yang perlu untuk melaksanakan rencana-rencana dalam kesatuan-kesatuan
administrasi dan menentukan hubungan-hubungan antara pemimpin-pemimpin dan
pegawai-pegawai dalam kesatuan-kesatuan kerja.
Staf dosen balai pembinaan administrasi UGM
Organisasi
adalah suatu sistem usaha kerja sama dari pada sekelompok orang untuk mencapai
tujuan bersama.
Prof. Dr. Sondang Siagian
Organisasi
adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama
untuk sesuatu tujuan bersama dan terikat secara formal dalam persekutuan mana
selalu terdapat hubungan antara: seorang/sekelompok
orang yang disebut pimpinan dan seorang/sekelompok orang lain yang disebut
bawahan.
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
B.
Hakekat Organisasi
Sebagai alat
manajemen, organisasi dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu:
1. Organisasi sebagai wadah (relatif statis),
Tempat dimana
kegiatan-kegiatan manajemen dilaksanakan.
2. Organisasi sebagai proses (dinamis).
Interaction
antara orang-orang di dalam organisasi (formal dan informal).
C.
Unsur Organisasi
1.
Kelompok orang,
2.
Kerjasama,
3.
Tujuan bersama
D.
Fungsi Organisasi
1.
Mengatur kerja dan kerjasama yang
sebaik-baiknya,
2.
Mencegah keterlambatan dan
kesulitan kerja,
3.
Mencegah kesimpangsiruran kerja,
4.
Menentukan pedoman-pedoman kerja.
E.
Prinsif Organisasi
Ada dua belas prinsif organisasi, sebagai
berikut:
1. Menetapkan tujuan (the objective) dengan jelas,
dimengerti, dipahami, diterima, dijiwai setiap orang dalam melaksanakan tugas
(agar terjadi penghematan tenaga, material, biaya dan waktu). Peran tujuan:
a.
pedoman ke arah mana organisasi
itu akan dibawa,
b.
Landasan bagi organisasi yang
bersangkutan,
c.
menentukan macam aktivitas yang
akan dilakukan,
d.
menentukan program, prosedur, KISS
ME (Koordinasi, Integrasi, Simplikasi, Sinkronisasi, dan Mekanisasi).
2. Kesatuan arah (unity of direction),
3. Kesatuan perintah (Unity
of commend)
4. Keseimbangan antara wewenang
dan tanggung jawab seseorang atau pelimpahan wewenang (delegation of
authority). Ada tiga jenis:
a.
pelimpahan wewenang ke bawah (dari
pejabat yang lebih tinggi ke pejabat yang lebih rendah),
b.
pelimpahan wewenang horizontal
(penyerahan kekuasaan antara pejabat yang sederajat),
c.
pelimpahan wewenang ke atas
(penyerahan dari pejabat bawahan kepada pejabat atasannya).
5.
Pembagian tugas (distribution of
work), pembagian kerja (homogenetise assignment), departementasi (devisionisasi). Dasar pembagian kerja:
a.
wilayah/territorial (propinsi,
kabupaten, kecamatan, kodam, kodim dsb),
b.
jenis produksi (mobil sedan, truk,
jip, dsb),
c.
langganan yang dilayani (penyakit
dalam, kulit, paru-paru, mata, THT, perusahaan pemerintah, swasta, perorangan,
dsb).
d.
fungsi/rangkaian kerja (bagian
pembelian, personalia, tata usaha, pemasaran, perundangan, tenun pemintalan,
perajutan, pencelupan, dll),
e.
Waktu (kelompok pagi, siang, dan
malam),
f.
Jasa yang diberikan (asuransi
jiwa, kebakaran, dll),
g.
Alat perlengkapan yang digunakan
(STM mesin, listrik, sipil, perkapalan).
Pedoman
pembagian kerja, sbb:
a.
jumlah unit organisasi (semaksimal
mungkin sesuai kebutuhan),
b.
organisasi mempunyai fungsi bulat
dan berkaitan satu sama lain,
c.
pembentukan unit baru hanya dilakukan
bila unit yang ada tidak tepat lagi menampung kegiatan yang sangat berbeda,
d.
secara garis besar dalam suatu
organisasi dibedakan sesuai dengan aktivitas yang dilakukannya. Ada 6 (enam) macam sifat organisasi:
1)
unit penetapan kebijakan
(melakukan aktivitas penetapan kebijaksanaan umum bagi seluruh organisasi),
2)
unit pimpinan (melakukan aktivitas
penerapan kebijakan umum bagi berbagai kegiatan organisasi),
3)
unit operasi (melakukan aktivitas
pokok organisasi),
4)
unit penunjang/service unit
(melakukan aktivitas yang membantu memperlancar unit operasi dalam melakukan
kegiatannya),
5)
unit pengawas (melakukan aktivitas
pemeriksaan dan pengawasan kegiatan unit-nit operasi),
6)
unit konsultasi (melakukan
aktivitas memberikan bantuan keahlian kepada pimpinan).
6. Struktur organisasi harus
disusun sesederhana mungkin,
7. Pola dasar
organisasi harus relatif permanan,
8.
Adanya jaminan jabatan (security
of tenure),
9.
Balas jasa yang diberikan kepada
setiap orang harus setimpal dengan jasa yang diberikan,
10.
Penampatan orang yang sesuai
dengan keahliannya (the right man in the right place on the right time),
11.
Batas kemampuan pengawasan (spand
of control), atau jenjang bertangga (hierarchie). Tergantung beberapa faktor:
a.
Subjektif (kecakapan dan keahlian,
pengalaman, kesehatan, umur, bakat, kepemimpinan seseorang, kepribadian,
kedudukan sosial, dan lain-lain),
b.
Objektif (factor di luar diri
seseorang, faktor lingkungan: jenis pekerjaan, waktu untuk menyelesaikan
pekerjaan, kestabilan organisasi, jarak antara pengawas dan bawahan, banyak
sedikitnya pekerjaan pada bawahan atau atasan).
12. Koordinasi
Arti Koordinasi
Coordinate =
menyusun, mengatur, selaras, sejalan, serasi (coordinatie = menyelaraskan,
mensejalankan, menyerasikan).
F.
Defenisi (batasan)
Koordinasi
Koordinasi adalah sinkronisasi usaha-usaha secara teratur yang ditujukan
untuk memberi petunjuk waktu (timing), dan arah pelaksanaan suatu kegiatan
kerja, agar dengan demikian dapat dicapai tindakan-tindakan harmonis serta yang
disatukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
G.
Pengertian Koordinasi
Koordinasi
bersangkut paut dengan usaha mempersatukan tindakan-tindakan orang-orang secara
harmonis.
H.
Unsur-unsur Koordinasi
1.
kualitas dan kuantitas,
2.
waktu,
3.
penentuan (determinasi) arah dalam
tindakan-tindakan kerja
I. Pentingnya Koordinasi
Dengan adanya pembagian kerja dalam organisasi (homogenous assigment),
maka ada kemungkinan pejabat, pekerja, orang ataupun unit kerja tertentu hanya
mementingkan diri atau unit kerjanya saja kurang memperhatikan keberhasilan
keseluruhan.
J.
Macam Koordinasi
- Vertikal (antara bawahan, unit kerja dengan pihak atasan secara hierarchies atau sebaliknya),
- Horizontal (koordinasi fungsional, fungsi dalam sesuatu organisasi kegiatan kerja).
K.
Ciri-Ciri Koordinasi
- Dinamis (selalu terdapat perubahan),
- Memperkuat tindakan-tindakan tertentu,
- Menciptakan kekuatan-kekuatan baru,
- Menghilangkan issue (desas-desus),
- Memperkecil perbedaan pandangan,
- Mencapai kompromi-kompromi.
L.
Ruang Lingkup Koordinasi
- Di dalam perseorangan,
- Antara perseorangan dengan kelompok,
- Antara kelompok di dalam suatu organisasi,
- Koordinasi antara organisasi dengan kejadian dunia luar.
M.
Hambatan Koordinasi
- Adanya kekuatan yang cenderung memisahkan tindakan mempersatukan,
- Orang berusaha agar pekerjaannya terlaksana dengan baik dalam kesatuannya sendiri-sendiri,
- Adanya vested interest di dalam kesatuan atau perseorangan.
N.
Usaha Koordinasi
- Anggota dapat menerima tujuan yang telah ditetapkan,
- Adanya komunikasi antara pemimpin dan anggota/bawahan,
- Adanya kesempatan anggota/bawahan untuk mengemukakan ide, saran, usul dan pendapat,
- Adanya hak suara kepada anggota sebelum proses berlangsung.
O.
Prinsif Koordinasi
- Efisiensi,
- Kesatuan arah dan tujuan,
- Strategi kerja,
- Kesatuan segenap tindakan manajemen dan pelaksana.
P.
Perlunya Koordinasi
- Mencegah kesimpangsiuran dalam kegiatan kerja,
- Menyadarkan bahwa masing-masing adalah bagian dari keseluruhan,
- Mencegah timbulnya tumpukan tugas pada seseorang,
- Menghindari kekosongan jabatan,
- Menghindari pertentangan-pertentangan.
Q.
Alat Koordinasi
- Pertemuan resmi/formal (rapat dinas, edaran berantai, membentuk panitia koordinasi, mengangkat pejabat penghubung, melalui alat penghubung: seperti telepon, radio, telegram dll),
- Pertemuan tidak resmi/informal (memenuhi undangan, kunjungan rumah, mengucapkan selamat, melawat, dsb).
R.
Koordinasi dan Koperasi
Kooperasi (cooperation) adalah tindakan kerjasama seorang dengan orang
lain, sedangkan koordinasi (coordination) adalah kerjasama di dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
S.
Memelihara Koordinasi
- Mengadakan pertemuan resmi (unsur atau unit yang harus dikoordinasikan),
- Mengangkat seseorang, tim, panitia (sebagai koordinator).
- Membuat buku pedoman (berisikan penjelasan tugas masing-masing unit),
- Pimpinan/atasan mengadakan pertemuan-pertemuan informal dengan bawahannya (pemberian bimbingan, konsultasi, dan pengarahan).
T.
Bentuk Organisasi
A. Lini/garis (line
organization)
Suatu bentuk organisasi dimana
kepala eksekutif (chief executive) dipandang sebagai sumber wewenang tunggal,
segala keputusan/kebijakan dan tanggung jawab ada pada satu tangan.
Sifat/ciri-ciri
1.
Organisasi kecil,
2.
Jumlah pegawai sedikit,
3.
Pemilik biasanya menjadi pemimpin
tertinggi dalam organisasi,
4.
Hubungan kerja bersifat langsung
(face to face relationship),
5.
Spesialisasi yang dibutuhkan
rendah,
6.
Anggota organisasi saling kenal
mengenal,
7.
Tujuan sederhana,
8.
Alat-alat sederhana,
9.
Struktur organisasi sederhana,
10.
Produksi yang dihasilkan belum
beraneka ragam,
11.
Pimpinan organisasi seorang
tunggal,
12.
Garis komando ke bawah kuat,
Contoh gambar:
DIREKTUR
|
KEUANGAN
|
PRODUKSI
|
PEMASARAN
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
kebaikan/kelebihan
1.
Proses pengambilan keputusan
cepat,
2.
Rasa solidaritas anggota
organisasi,
3.
Dapat menjamin disiplin yang
kuat/tinggi,
4.
Asas kesatuan komando (unity of
commad), tampak menonjol,
5.
Koordinasi relatif mudah
dilaksanakan,
6.
Pengawasan secara ketat terhadap
kegiatan para pegawai/bawahan dapat dilaksanakan dengan mudah.
Keburukan/kelemahan
1.
Tujuan organisasi didasarkan atas
tujuan pribadi,
2.
Kecenderungan pimpinan organisasi
bertindak dictator,
3.
Organisasi tergantung pada
seseorang,
4.
Kesempatan pengembangan
spesialisasi terbatas,
5.
Perluasan organisasi berarti
penambahan beban dan tanggung jawab kepala dengan mudah melampau spand of
control,
6.
Anggota organisasi terutama
bawahan tidak punya kesempatan berkembang.
B. Organisasi staf (staff
organisazition)
Adalah suatu organisasi yang mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan dan
mempunyai fungsi memberikan bantuan, baik berupa pemikiran maupun bantuan yang
lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan
(tidak mempunyai garis komando ke bawah/ke daerah-daerah)
Contoh gambar:
PIMPINAN
|
STAF
|
STAF
|
C. Organisasi lini/garis dan
staf (line and staff organization)
Suatu bentuk organisasi dimana
pimpinan dibantu oleh staf dan ada kesatuan komando serta memiliki garis
komando dari tingkat yang paling atas hingga tingkat yang paling bawah atau
dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah.
Staf mempunyai wewenang fungsional, memberikan bantuan/advis/petunjuk,
baik berupa pemikiran, tenaga kerja, keuangan, material maupun
fasilitas-fasilitas, sarana dan prasarana yang sanggup serta mampu mendukung
pelaksanaan tugas pokok organisasi (kepala/pimpinan mempunyai wewenang
komando).
Organisasi
fungsional (fuctional organization)
Suatu bentuk organisasi dimana bawahan mendapat perintah dari beberapa
pejabat yang masing-masing menguasai suatu bidang keahlian tertentu dan
bertanggung jawab sepenuhnya atas bidangnya.
Pada bentuk ini pimpinan mempercayakan sepenuhnya kepada para ahli dalam
bidang masing-masing.
Sifat/ciri-ciri
1.
Tidak terlalu menekankan pada
hirarki structural,
2.
Lebih banyak didasarkan kepada
sifat dan macam fungsi yang perlu dijalankan.
Contoh gambar:
DIREKTUR
|
PRODUKSI
|
PEMASARAN
|
KEUANGAN
|
PROYEK A
|
PROYEK B
|
Kebaikan/kelebihan
1.
Spesialisasi dipergunakan
maksimal,
2.
Solidaritas orang yang menjalankan
fungsi yang sama tinggi,
3.
Moral serta disiplin orang yang
menjalankan fungsi yang sama tinggi (tanggung jawab atas fungsinya terjamin),
4.
Koordinasi antara orang-orang
dalam satu fungsi mudah dijalankan,
5.
Bidang pekerjaan khusus diduduki
oleh seorang ahli yang memungkinkan bekerja atas dasar keahlian dan kecintaan
akan tugasnya.
Keburukan/kelemahan
1.
Orang terlalu menspesialisasikan
diri, sukar mengadakan tour of duty dan tour of area (dapat menimbulkan
dispersonalisasi),
2.
Orang yang bergerak dalam satu
fungsi tertentu terlalu mementingkan fungsinya, koordinasi menyeluruh sulit
dijalankan (koordinasi sulit dilaksanakan),
3.
Keahlian memimpin kurang dapat
dijamin,
4.
Asas kesatuan komando (unity of
command) sulit dilaksanakan,
D. Organisasi tipe panitia
(committee type of organization)
Adalah suatu bentuk organisasi dimana pimpinan berbentuk kolektif terdiri
atas beberapa orang, segala keputusan diambil dalam suatu kourum dan menjadi
tanggung jawab bersama.
sifat/ciri-ciri
1.
Pemimpin dan pelaksana dibentuk
dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia,
2.
Tugas kepemimpinan dilaksanakan
secara kolektif oleh sekelompok orang,
3.
Semua anggota pimpinan mempunyai
hak, wewenang dan tanggung jawab yang sama,
4.
Para
pelaksana dikelompokkan menurut tugas yang harus dilakukan dalam bentuk task
force.
Kebaikan/kelebihan
1.
Keputusan tepat (kolektif),
2.
Tindakan diktatoris sangat kecil,
3.
Usaha kooperatif mudah dibina,
4.
Adanya pertimbangan kelompok
dengan jalan perundingan/musyawarah,
5.
Adanya informasi,
6.
Adanya konsolidasi wewenang.
Keburukan/kelemahan
1.
Proses pengambilan keputusan
berjalan lambat,
2.
Tidak ada yang dapat diminta
pertanggung jawaban lebih,
3.
Perintah datang dari beberapa
orang,
4.
Daya kreasi tidak menonjol,
pelaksanaan kolektifitas,
5.
Banyak makan waktu dan biaya,
6.
Adanya tendensi ingkar mengingkari
tanggung jawab,
7.
Menimbulkan tirani minoritas.
Bentuk
Lain Organisasi
(menurut The Liang Gie)
1.
Jumlah orang yang memegang
pimpinan,
1)
Bentuk tunggal (dipimpin oleh satu
orang);
2)
Bentuk komisi (dipimpin oleh lebih
dari satu orang);
2.
Lalu lintas wewenang dan tanggung jawab,
serta hubungan kerja pada kesatuan dalam organisasi,
1)
Bentuk lurus,
2)
Bentuk fungsional,
3)
Bentuk lurus dan fungsional.
Bagan
Organisasi
(Hendry G. Headges)
1.
Piramide,
2.
Horizontal,
3.
Vertical,
4.
Lingkaran,
5.
Lukisan.
Masing-masing bagan (kecuali bentuk lukisan) dapat
dibedakan menurut isi, sebagai berikut.
1.
Struktural,
2.
Fungsional,
3.
Jabatan,
4.
Nama
BAB IV
PENGGERAKAN
(ACTUATING)
Arti
Penggerakan
George R. Terry
Menempatkan
semua anggota kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo
Pengaktifan
orang-orang sesuai dengan rencana dan pola organisasi yang telah ditetapkan.
Prof.
Dr. H. Arifin Abdurrachman, MPA
Kegiatan
manajemen untuk membuat orang-orang lain suka dan dapat bekerja.
Prof.
Dr. Sondang S. Siagian, MPA
Penggerakan
(motivating) adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para
bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Istilah
Penggerakan
Terdapat
beberapa terminology penggerakan dalam bahasa asing, antara lain:
1.
actuating, yaitu
penggerakan orang lain secara umum (dari belakang),
2.
directing, yaitu penggerakan
orang lain dengan memberikan petunjuk-petunjuk dan pengarahan, (pimpinan
terkesan jauh dari pelaksana dan berada di samping),
3.
commanding, yaitu
menggerakkan orang lain dengan memberikan perintah atau komando, dan
kadang-kadang paksaan (pemimpin terkesan berada di atas),
4.
motivating, yaitu
menggerakkan orang lain dengan memberikan instruksi, alasan, bimbingan,
nasehat, dan koreksi (pemimpin terkesan berada di tengah-tengah),
5.
staffing, yaitu
menggerakkan orang lain dengan menempatkannya pada fungsi yang sesuai ataupun
dengan memberikan jabatan tertentu,
6.
leading, yaitu menggerakkan
orang lain dengan memberikan contoh dan teladan yang baik.
Teori
Kebutuhan
Kebutuhan adalah
suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan
dorongan yang ada dalam diri.
Teori
tingkat kebutuhan (hierarchi of needs)
oleh
Abraham Maslow, ada 5 (lima)
tingkatan, yaitu:
1.
Kebutuhan fisiologis (85%) ,
Kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernafas, seksual.
2.
Kebutuhan rasa aman (70%)
Kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan
lingkungan hidup.
3. Kebutuhan
untuk merasa memiliki (50%)
kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan
kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.
4. Kebutuhan akan
harga diri (40%)
kebutuhan untuk dihormati, dan dihargai oleh orang lain.
5.
Kebutuhan untuk mengaktualisasikan
diri (10%)
Kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan
potensi kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, memberi
penilaian dan kriteri terhadap sesuatu.
Teori
kebutuhan manusia
oleh
David Mc Clelland, ada (tiga), yaitu:
1.
Need for achievement
(kebutuhan untuk berprestasi).
Yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan
refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk memecahkan masalah.
2.
Need for affiliation
(kebutuhan untuk berafiliasi),
Yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan
dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang
merugikan orang lain.
3.
Need for power (kebutuhan
untuk berkuasa)
Yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan
refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas, untuk memiliki pengaruh
terhadap orang lain.
Teori
ERG (Existence, Relatedness, Growth)
oleh
Alderfer.
1.
Existence needs
Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari
eksistensi pegawai, seperti makan, minum, pakaian, bernafas, gaji, keamanan
kondisi kerja, fringe bernefits.
2.
Relatedness needs
kebutuhan interpersonal, yaitu kebutuhan dalam berinteraksi dalam
lingkungan kerja.
3. Growth
needs
Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan
kecakapan pegawai.
Teori
Insting oleh Charles Darwin
Teori
ini muncul berdasarkan teori evolusi Charles Darwin, selanjutnya dikembangkan
oleh William James, Gigmund Freud, dan Mc Dougall menjadi insting sebagai
konsef yang penting dalam psikologi.
Sigmund
Freud menempatkan motivasi pada insting agresif dan seksual. Sedangkan Mc Dougall menyusun daftar insting
yang berhubungan dengan semua tingkah laku, seperti rasa jijik, rasa ingin
tahu, kesukaan berkelahi, rasa rendah diri, menyatakan diri, kelahiran,
reproduksi, lapar, berkelompok, ketamakan, dan membangun.
Teori
ini menyimpulkan bahwa motivasi seseorang sangat ditentukan oleh kebutuhan
dalam dirinya (drive) dan faktor kebiasaan (habit) dan pengalaman belajar
sebelumnya.
Teori Drive
oleh Clark L. Hull
Teori
ini menyimpulkan bahwa motivasi seseorang sangat ditentukan oleh kebutuhan
dalam dirinya (drive) dan factor kebiasaan (habit) dan pengalaman belajar
sebelumnya.
Teori
lapangan oleh Kurt Lewin
teori
ini merupakan pendekatan kognitif untuk mempelajari perilaku dan motivasi. Teori lapangan lebih memfokuskan pada fikiran
nyata seseorang ketimbang pada insting atau habit. Perilaku merupakan suatu fungsi dari lapangan
pada momen waktu dan yang merupakan fungsi dari seseorang dengan lingkungannya.
Teori (x) dan (y) oleh Douglas Mc Gregor
ada
dua pendekatan mengenai tingkah laku dengan menggunakan asumsi-asumsi mengenai
sifat manusia, yaitu:
a.
Teori (x), berasumsi:
1.
Umumnya manusia tidak senang
bekerja dan berusaha untuk menghidar jika mungkin,
2.
pada umumnya manusia ini harus
diawasi dengan ketat, dipaksa, dan diberi hukuman untuk tujuan-tujuan
organisasi,
3.
pada umumnya manusia ini tidak
mempunyai ambisi, tidak menginginkan tanggung jawab, bahkan lebih sukar untuk
diarahkan,
4.
motivasi untuk seseorang menurut
teori (x) hanya berlaku lower needs (kebutuhan tingkat dasar/rendah).
b.
Teori (y), dengan asumsi:
1.
bahwa bekerja adalah kodrat
manusia,
2.
bahwa manusia itu akan mengawasi
dan mengarahkan dirinya sendiri untuk mencapai tujuan organisasi karena sudah
ada keterikatan terhadap organisasi,
3.
manusia akan mengawasi dirinya
sendiri dan akan berprestasi jika diberikan motivasi yang baik,
4.
motivasi pada teori (y) tidak
hanya pada lower need, tetapi juga pada higher needs.
Teknik
Penggerakan
1.
jelaskan tujuan kepada setiap
orang yang ada dalam organisasi,
2.
usahakan agar setiap orang
menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut,
3.
jelaskan filsafat yang dianut
pimpinan organisasi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan organisasi.
4.
jelaskan
kebijaksanaan-kebij\aksanaan yang ditempuh oleh pimpinan organisasi dalam usaha
pencapaian tujuan,
5.
usahakan agar setiap orang
mengerti struktur organisasi,
6.
jelaskan peranan apa yang
diharapkan oleh pimpinan organisasi untuk dijalankan oleh setiap orang,
7.
tekankan pentingnya kerjasama
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan,
8.
perlakukan setiap bawahan sebagai
manusia dengan penuh pengertian,
9.
berikan penghargaan serta pujian
kepada pegawai yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang
kurang mempu bekerja,
10.
yakinkan setiap orang bahwa dengan
bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai
semaksimal mungkin,
Fungsi
Penggerakan
Komunikasi,
Berbicara
dengan bawahan, memberi penjelasan dan penerangan, memberikan isyarat, meminta
keterangan, memberikan nota, mengadakan pertemuan, rapat briefing, pelajaran,
wejangan dan sebagainya.
Human
Relation
Memperhatikan
nasib bawahan sebagai manusia dan selalu ada keseimbangan antara kepentingan
pribadi pegawai, mengembangkan kegembiraan dan semangat kerja yang
sebaik-baiknya dan kepentingan umum organisasi.
Leadership
Menunjukkan dan
membuat bawahan merasa bahwa mereka dilindungi dan dibimbing, bahwa mereka
mempunyai seorang sumber pimpinan dan penerangan dalam menghadapi kesulitan dan
masalah pekerjaan maupun pribadi keluarga (inti penggerakan).
Pengembangan eksekutif
Berusaha agar setiap
bawahan dapat mengambil keputusan sendiri yang tepat dalam melaksanakan
pekerjaan/tugas masing-masing, agar setiap bawahan terbuka dan atas prakarsa
sendiri selalu berusaha untuk menekan biaya, memperkuat disiplin, meningkatkan
mutu kerja dan sebagainya.
Mengembangkan rasa tanggung jawab
Mengembangkan
sikap pada bawahan untuk tidak menerima apabila tidak melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya.
Pemberian
komando
Memberi
perintah, instruksi, direktif, meminta laporan dan pertanggungjawaban, memberi
teguran dan pujian.
Mengadakan
pengamatan
Atas
pekerjaan dan aktivitas bawahan langsung,
Pemeliharaan
moral dan disiplin
Mendidik
serta memberi contoh kepada bawahan tentang apa yang baik dan patut
dilaksanakan, menjaga ketertiban, kesopanan dan kerukunan.
BAB V
PENGAWASAN (CONTROLLING)
Arti Pengawasan
George R. Terry
Proses penentuan apa yang akan
dicapai, yaitu standard, apa yang sedang dihasilkan, yaitu pelaksanaan, menilai
pelaksanaan dan bilamana perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan
dapat berjalan menurut rencana, yaitu sesuai dengan standard.
Prof. Dr. Mr. Prajudi Atmosudirdjo
keseluruhan aktivitas dan tindakan
untuk menjamin atau membuat agar semua pelaksanaan dan penyelenggaraan berlangsung serta berhasil sesuai dengan yang
telah direncanakan, diputuskan dan diperintahkan.
Prof. Dr. Arifin Abdurrachman
proses pengamatan pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan
berjalan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Drs. M. Manulang
Suatu proses untuk menentapkan
pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu
dengan maksud supaya pelaksanaan sesuai dengan rencana semua.
Prof. Dr. Sondang P. Siagian
Proses pengamatan pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Sasaran Pengawasan
1.
bahwa melalui pengawasan pelaksanaan tugas-tugas yang telah
ditentukan sungguh-sungguh sesuai dengan pola yang telah digariskan dalam
rencana,
2.
bahwa struktur serta hirarki organisasi sesuai dengan
pola yang telah ditentukan dalam rencana,
3.
bahwa seseorang sungguh-sungguh ditempatkan sesuai
dengan bakat, keahlian dan pendidikan serta pengalamannya dan bahwa usaha
pengembangan keterampilan bawahan
dilaksanakan secara berencana, kontinu dan sistematis,
4.
bahwa penggunaan alat-alat diusahakan agar sehemat
mungkin,
5.
bahwa system dan prosedur kerja tidak menyimpang dari garis-garis
kebijakan yang telah tercermin dalam rencana,
6.
bahwa pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang objektif dan resional, dan tidak
atas dasar personal likes and dislikeks,
7.
bahwa tidak terdapat penyimpangan dan atau
penyelewengan dalam penggunaan
kekuasaan, kedudukan, maupun dan terutama keuangan.
Sifat Pengawasan
Agar
fungsi pengawasan mendatangkan hasil yang diharapkan, pimpinan harus mengetahui
cirri-ciri suatu proses pengawasan dan berusaha untuk memenuhi sebanyak mungkin
ciri-ciri tersebut dalam pelaksanaannya, yaitu:
1.
Fact finding
(menemukan fakta),
Pelaksanaan fungsi pengawasan harus
menemukan fakta-fakta tentang bagaimana tugas-tugas dijalankan dalam organisasi
(factor biaya, tenaga kerja, system dan prosedur kerja, struktur organisasi dan
factor psikologis seperti rasa dihormati, dihargai, kemajuan dalam karier dan
lain-lain).
2. Preventif (mencegah)
Proses pengawasan dijalankan untuk
mencegah timbulnya penyimpangan dan penyelewengan dari rencana yang telah ditentukan.
3. Masa
sekarang
pengawasan hanya dapat ditujukan
terhadap kegiatan-kegiatan yang kini sedang dilaksanakan.
4.
Sebagai Alat
pengawasan hanyalah sekedar alat
untuk meningkatkan efisiensi, tidak boleh dipandang sebagai tujuan.
5.
Mempermudah tercapainya tujuan
pelaksanaan pengawasan harus
mempermudah tercapainya tujuan.
6.
Efisien
Jangan sampai pengawasan malahan
menghambat usaha peningkatan efisiensi.
7.
Menemukan apa yang tidak betul, bukan siapa yang salah.
Pengawasan tidak untuk menentukan
siapa yang salah, jika ada ketidakberesan, akan tetapi untuk menemukan apa yang
tidak betul.
8.
Bersifat membimbing
Pengawasan harus bersifat membimbing
agar para pelaksana meningkatkan kemampuannya untuk melakukan yang ditentukan.
Teknik Pengawasan
Pada
prinsifnya terdapat dua macam teknik pengawasan, yaitu:
1.
Pengawasan langsung (direct control)
Apabila pimpinan organisasi
mengadakan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan, dapat
berbentuk: inspeksi langsung, on the spot observation, on the spot report.
2.
Pengawasan tidak langsung (indirect control)
Pengawasan dari jarak jauh, dilakukan
melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan, dapat berbentuk: tertulis
dan lisan.
Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo,
ada beberapa teknik pengawasan yang penting, antara lain:
1.
control by exeption
pengawasan hanya difokuskan pada
penyimpangan yang menonjol.
2.
control through costs
pengawasan dilakukan hanya dengan
mengawasi pengeluaran biaya.
3.
control thought time
pengawasan dilakukan hanya dengan
menjaga waktu
4.
control through main material
pengawasan dilakukan dengan
mengendalikan segala sesuatu mengenai bahan pokok.
5.
control through key personel
pengawasan dilakukan dengan mengawasi
orang-orang yang memegang jabatan.
6.
control through output
pengawasan melalui hasil (tidak mau
tau cara untuk memperoleh hasil)
7.
control through process or prosedures
pengawasan yang dilakukan melalui
pengendalian prosedur dan proses
8.
control through audits
pengawasan yang dilakujkan melalui
pemeriksaan, verifikasi, audit secara sistematis dan teratur.
9.
control through automatic devices
pengawasan dengan mempergunakan alat
elektronik, alarm, sinyal dan sebagainya.
Metode Pengawasan
1. Metode observasi langsung
Metode pengamatan langsung oleh
atasan/pimpinan terhadap pelaksanaan kerja yang sedang dilakukan oleh
pegawai/petugas.
2. Metode statistik
Pengamatan dilakukan melalui data
yang disusun secara statistik dan grafis (statistik disusun dari data yang sudah
diolah sehingga mudah difahami).
3. Metode
laporan
Pengawasan dilakukan setelah
diketahui kesalahan, kekeliruan dan penyalahgunaan dari laporan yang diterima.
- Laporan lisan
Laporan melalui orang yang ditugaskan
untuk mengawasi atau laporan dari pelaksana yang melakukan pekerjaan.
2. Laporan tertulis
Laporan yang disampaikan kepada yang
berwenang dan bertanggung jawab, baik oleh pengawas maupun oleh pelaksana
secara tertulis.
Fungsi Pengawasan
Ada beberapa macam fungsi pengawasan
yang baik, antara lain:
1.
mencegah penyimpangan,
2.
memperbaiki kesalahan/kelemahan,
3.
menindak penyalahgunaan/penyelewengan,
4.
mendinamisasi organisasi dan kegiatan manajemen,
5.
mempertebal rasa tanggung jawab,
6.
mendidik pegawai/pelaksana.
Proses Pengawasan
Proses
pengawasan terdiri atas beberapa tindakan, antara lain:
1.
Menetapkan dasar (standard) pengawasan (menentukan apa
yang harus dikerjakan, yang hendak dicapai, diharapkan, dituju atau
dicita-citakan);
2.
Meneliti, memeriksa dan menilai hasil yang dapat dicapai
(meneliti apa yang sedang dilakukan, dikerjakan);
3.
Membandingkan
hasil pelaksanaan dengan dasar (standard) yang telah ditetapkan (membandingkan
hasil dengan apa yang diharapkan, dicita-citakan sebelumnya);
4.
Memperbaiki penyimpangan, kesalahan, dan kelemahan
dengan tindakan koreksi (menerima hasil atau menolak hasil yang dicapai melalui
tindakan-tindakan yang telah dilakukan).
Macam
Pengawasan
Ada beberapa pengawasan, dapat dilihat
dari antara lain:
A.
Bidang kerja (objek)
- penjualan,
- keuangan dan pembiayaan,
- material dan perbekalan,
- personalia,
- kualitas dan mutu,
- produksi,
- anggaran belanja dan pendapatan,
B.
Subjek (petugas pengawasan)
- internal,
- eksternal,
- formal,
- informal,
- manajerial,
- staf,
C.
Waktu
- preventif (sebelum terjadi kesalahan),
- inproses (sedang terjadi kesalahan),
- represif (setelah terjadi kesalahan),
D.
Lain-lain pengawasan
1.
umum,
- khusus,
- langsung,
- tidak langsung,
- mendadak,
- teratur,
- terus menerus.
Sistem Pengawasan
Menurut
Prof. Dr. H. Arifin Abdurrachman, ada beberapa system pengawasan yang
terpenting, yaitu:
1.
Komparatif
Membandingkan hasil yang diperoleh
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, biasanya oleh top manager.
2.
Inspektif
Pemeriksaan setempat guna mengetahui
keadaan yang sebenarnya.
3.
Verifikatif
Pengawasan secara pemeriksaan oleh
staf, panitia, komisi yang dibentuk, menyangkut bidang keuangan dan material.
4.
Investigatif
Pengawasan yang dilakukan secara
penyelidikan untuk mengetahui apa yang tersirat, sukar diketahui melalui
pengawasan biasa, untuk membongkar penyelewenangan.
MANAJEMEN
(37
buah)
Bahaudin, Taufik. 2003. “Brainware Management,
generasi kelima manajemen manusia”. Jakarta, PT Elex Media Komputindo.
Barata, Atep Adya. 2003. “Dasar-Dasar Pelayanan
Prima, persiapan pembangunan budaya pelayanan prima untuk meningkatkan kepuasan
dan loyalitas pelanggan”. Jakarta,
PT Elex Media Komputindo.
Davis, Gordon B. 1988. “Sistem Informasi
Manajemen”. Terjemahan Bob Wiidyahartono. Jakarta, PT Gramedia.
Darmawi, Herman. 2002. “Manajemen Resiko”.
Jakarta, Bumi
Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. “Manajemen, dasar,
pengertian, dan masalah”. Jakarta,
Bumi Aksara.
Hathaway, Patti & Susan D. Schubert. 2001. “Memanajemeni
Atasan, strategi menundukkan atasan”. Terjemahan Fiyanti Osman. Jakarta, PPM.
Herujito, Yayat M. 2001. “Dasar-Dasar
Manajemen”. Jakarta,
PT Grasindo.
Jawwad, Ahmad Abdul.2004.”Manajemen Melawan
Arus, panduan praktis menuju keberhasilan manajemen”.Jakarta:Bening.
Kotler, Philip. 1992. “Manajemen Pemasaran,
analisis, perencanaan dan pengendalian”. Jilid 1. Jakarta, Erlangga.
Lawanda, Ike Iswary.2004.”Matsuri, upacara
sosial dalam masyarakat jepang”. Jakarta:Wedatama
Widya Sastra.
Lee, Myun W.1996.”Mari Menciptakan Teori W, Gaya Manajemen Korea”.Terjemahan
Chang Nam Son.Yogyakarta:Andi.
Lukman, Sampara. 1999. “Manajemen Kualitas
Pelayanan”. Jakarta,
STIA LAN Press.
Manulang, M. 1996. “Dasar-Dasar Manajemen”.
Jakarta, Ghalia
Indonesia.
Marbun. B.N. 2003. “Kamus Manajemen”. Jakarta, Pustaka Sinar Harapan.
Messing, Bob. 2001. “Manajemen Tao”.
Terjemahan Ramelan. Jakarta,
PPM.
Moekijat. 1994. “Koordinasi, suatu tinjauan
teoritis”. Bandung,
Mandar Maju.
Moenir, H.A.S. 2002. “Manajemen Pelayanan
Umum”. Jakarta, Bumi Aksara.
Morita, Akio.1989.”Made in Japan: Simbol Keberhasilan
Menguasai Dunia”.Terjemahan: A. Dahana.Jakarta:Pustaka Utama Grafiti.
Panglaykim & Hazil. 1962. “Management,
suatu pengantar”. Djakarta, PT
Pembangunan.
Ratminto & Atik Septi Winarsih.2005.”Manajemen
Pelayanan, pengembangan model konseptual, penerapan citizen’s charter dan
standar pelayanan minimal”.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Riyanto. 1993. “Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan”. Yogyakarta, Yayasan Badan
Penerbit Gadjah Mada.
Siagian, Sondang P. 1998. “Manajemen Abad 21”.
Jakarta, Bumi
Aksara.
-------.2003.”Sistem Informasi Manajemen”.
Jakarta, Bumi
Aksara.
Simanjuntak, Payaman J.2005.”Manajemen dan
Evaluasi Kinerja”.Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Soekarno K. 1986. “Dasar-Dasar Manajemen”.
Jakarta, Miswar.
Stanton, William J. 1993. “Prinsip Pemasaran”.
Jilid 1. Terjemahan Yohanes Lamarto. Jakarta,
Erlangga.
Stoner, James A.F. 1986. “Manajemen”.
Jilid 2. Terjemahan Agus Maulana, Hendardi & Khristina. Jakarta, Erlangga.
Stoner, James A.F, R. Edeard Freeman, & Daniel R.
Gilbert Jr. 1996. “Manajemen”. Jilid I. Terjemahan
Alexander Sindoro. Jakarta,
PT Prenhallindo.
-------. 1996. “Manajemen”. Jilid II.
Terjemahan Alexander Sindoro. Jakarta,
PT Prenhallindo.
Supranto.2001.”Pengukuran Tingkat Kepuasan
Pelanggan, untuk menaikkan pangsa pasar”.Jakarta:Reneka Cipta.
Swastha DH, Basu & Irawan. 1990. “Manajemen
Pemasaran Modern”. Yogyakarta, Liberty.
Tanpa pengarang.1978. “Manajemen”. Jakarta, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Tanpa pengarang.tanpa tahun.”Time Management”.Jakarta:Media
Inc.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2000. “Evaluasi
Program”. Jakarta,
Reneka Cipta.
Terry, George R. 1986. “Asas-Asas Manajemen”.
Terjemahan Winardi. Bandung:Alumni.
Tjiptono, Fandy. 2000. “Manajemen Jasa”.
Yogyakarta, Andi.
Widyahartono, Bob.2004.”Bangkitnya Naga Besar
Asia”.Yogyakarta:Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar